Blog Archive in : Agustus 2019 -->
Terbaru
Loading...

Sabtu, 31 Agustus 2019

Kunjungan Kerja Implementasi Layanan Smart Penyuluhan di Thailand

Kunjungan Kerja Implementasi Layanan Smart Penyuluhan di Thailand
Photo bersama Implementasi Layanan Smart Penyuluhan Kerja di Thailand

Kunjungan kerja ke Thailand selama 4 hari (26-29/08/2019-red) mengenai Implemenrtasi Layanan Smart Penyuluhan oleh beberapa anggota admin yang tergabung dalam Jaringan Komunikasi Penyuluhan Desa (JARKOMLUHDES).

Sementara hingga informasi diturunkan, Admin belum memperoleh berita resmi dari pihak terkait bnaik Dinas Provinsi dan Kabupaten sehingga hasil telusuran Admin hanya mendapatkan posting Instagram, oleh DISTANHOR JABAR mengenai terkait kegiatan Kunjungan Kerja tersebut.

Berikut postingan yang sejauh ini admin teruskan.










A post shared by DISTANHOR JABAR | #74BARJUARA (@distanhor_jabar) on

Dua hari Akusisi Data dan Presentasi Drone untuk Pertanian

Dua hari Akusisi Data dan Presentasi Drone untuk Pertanian
Operator Drone dari Eidara Matadata Presisi sedang menguji Drone sebelum melakukan Akusisi Data

Setelah sebelumnya admin telah menulis mengenai Teknologi Drone teknologi untuk pertanian dan Agrobisnis menjadikan petani lebih produktif dimana telah di jabarkan kegunaan dan fungsinitasnya serta manfaatnya.

Nah kemarin (29-30/08-2019) bersama Eidara Matadata Presisi dan Danarta Saudara Sejahtera melakukan Akusisi Data (30/08/2019) di Blok Tajur, Dusun Jatinunggal dan Presentasi (30/08/2019) di Gedung Serbaguna Balai Desa Karangtawang.

Kegiatan ini di inisiasi (Bidang Program) oleh Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan bersama Ibu Ninin Setianingsih sebagai Penyuluh Pertanian dari UPTD Penyuluh Pertanian Wilayah Kuningan Binaan IV, Desa Karangtawang dan Bapak Jajat Duriyat sebagai Koordinator Penyuluh Lapangan dari UPTD Penyuluh Pertanian Wilayah Kuningan.

Turut Hadir bersama Bapak Ibu Ninin Setianingsih, Bapak Jajat Duriyat dan Bapak Otong Madhuri

Hari pertama di sawah Blok Tajur, Dusun Jatinunggal, Desa Karangtaang dilakukan Akusisi Data dimana Drone diterbangkan sesuai Kordinat yang telah di tetapkan untuk membuat perbandingan lahan-lahan yang sudah mulai menanam, lahan yang telah panen dan lahan yang dilakukan pembersihan sebelum di tanam bibit. Termasuk yang telah dilakukan pembakaran jerami.

Tujuannya adalah untuk melakukan analisis perbedaan warna yang akan di bahas dalam perentasi di hari berikutnya.

Operator Drone sedang mengawal proses Akusisi Data dengan mendapatkan Image di udara

Hari kedua sebelum presentasi di Gedung Serbaguna Balai Desa Karangtawang, pada pagi harinya, pihak Eidara Matadata Presisi dan Danarta Saudara Sejahtera melakukan interview singkat kepada petani sambil melihat lansung ke lahan-lahan yang terdapat perbedaan kontur dari image udara.

Jam 13.30 (30/08/2019) tepatnya setelah Solat Jumat di Gedung Serbaguna, Balai Desa karangtawang dilakukan presentasi mengenai analisis yang telah dilakukan. Kegiatan di laksanakan yang di monitor dan di moderatorkan lansung oleh Ibu Ninin Setianingsih dan Bapak Jajat Duriyat ini berlansung menjelang waktu asar kurang lebih jam 15.15 sore hari.

Beberapa GAPOKTAN telah hadir sebelum acara di mulai

Peserta undangan yang hadir terdiri antaranya dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan Angota BPD Desa Karangtawang yang di inisiasi oleh Ketua Posluhdes Karangtawang Karangtawang Bapak Otong Madhuri sebagai Kelapa Seksi Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Desa Karangtawang dan Admin Pelaksana Posluhdes Bapak Budiawansah.

Ibnu Ninin Setia Ningsih sedang me-Moderator Kegiatan Presentasi

Terjadi interaksi yang aktif antara pihak yang melakukan presentasi dan para Gapoktan serta Pihak BPD dalam tujuan dan fungsinitas penggunaan alat Drone untuk fungsi Pertanian.

Kesimpulan yang admin dapatkan dari semua kegiatan ini selain wawasan pihak-pihak Penyuluhan mendapat pengetahuan baru juga bisa lansung dapat melihat reaksi aktif dari para petani yang tergabung dalam GAPOKTAN.

Tim Presentasi dari Eidara Matadata Presisi dan Danarta Saudara Sejahtera melakukan Akusisi Data

Secara singkat mungkin belum semua petani mampu memahami konsep dan tujuan penggunaan serta efektivitas dari penggunaan pelatan berteknologi canggih seperti ini. Berangkat dari ini semua Posluhdes Karangtawang kedepanya jika berjalan lancar sesuai rencana Demplot Laporatorium Penyululuhan Lapangan Desa Karangtawang yang akan didirikan nantinya akan menjadi Pos Penyuluhan yang bertindak sebagai penyuluh yang akan menjelaskan secara bertahap mengenai teknologi ini. [Syah]

Semoga Bermanfaat...

Selasa, 27 Agustus 2019

Drone teknologi untuk pertanian Agrobisnis menjadikan petani lebih produktif

Drone teknologi untuk pertanian Agrobisnis menjadikan petani lebih produktif
Teknologi Drone untuk Pertanian

Pesawat terbang tanpa awak atau lebih umum disebut UAV, quadcopters atau drone lainnya. Pesawat ini biasanya dilengkapi dengan perangkat flight control autopilot menggunakan GPS dan kamera standar yang dikendalikan oleh perangkat autopilot itu sendiri menggunakan waypoint yg sudah di tetapkan melalui ground controll dari darat bisa membuat foto udara untuk peta kontur atau gambar dengan resolusi yang tinggi. Sedangkan pesawat yang dikendalikan radio controll perlu diterbangkan oleh pilot dari darat.

Munculnya pesawat uav yang kecil, murah, dan mudah digunakan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang luar biasa seperti yang sudah kita bahas di awal topik sensor MEMS kecil (akselerometer, gyros, magnetometer, dan sensor tekanan ), modul GPS kecil, prosesor yang selalu di tingkatkan, dan berbagai macam fitur modul radio pemetaan digital Semua komponen tersebut sekarang semakin baik dan murah dengan kecepatan procesor yang belum pernah dibuat sebelumnya, berkat penggunaannya di smartphone dan skala ekonomi luar biasa dari hal tersebut. Di inti pesawat tak berawak, autopilot menjalankan perangkat lunak khusus seperti openpilot seringkali firmware program bersifat open source.

Gambar ini merupakan salah satu contoh hasil pencitraan sensor NDVI melalui UAV

Drone pertanian dapat memberi petani tiga jenis bantuan yang sangat ber faedah, Pertama, melihat hasil panen dari udara dapat mengungkapkan pola yang mengekspos segala sesuatu mulai dari masalah irigasi hingga variasi tanah dan bahkan mencegah serangan hama dan jamur yang terkadang tidak tampak . Kedua, kamera udara dapat mengambil gambar multispektral, menangkap data dari spektrum inframerah dan visual, yang dapat dikombinasikan untuk menciptakan tampilan tanaman yang menyoroti perbedaan antara tumbuhan sehat dan tertekan dengan cara yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang Akhirnya, pesawat tak berawak bisa melakukan survei panen setiap minggu, setiap hari, atau bahkan setiap jamnya. citra itu dapat menunjukkan perubahan pada tanaman, menunjukkan titik-titik masalah atau peluang pengelolaan tanaman yang lebih baik kedepanya .


Era Pertanian Modern dengan Teknologi drone

Ini adalah bagian dari zaman menuju pertanian berbasis digital. seperti juga Peternakan saat ini yang sudah berubah karena hadirnya ilmu teknik, hasil otomatisasi dan inovasi lainnya yang dirancang untuk menumbuhkan lebih banyak makanan dengan sedikit persalinan. Traktor secara otonom menanam benih dalam jarak beberapa sentimeter dari lokasi target mereka, dan pemanen yang dipandu oleh GPS menuai hasil panen dengan akurasi yang sama. Jaringan nirkabel yang ekstensif mengembalikan data tentang hidrasi tanah dan juga faktor lingkungan ke server yang jauh untuk dianalisis. Tapi bagaimana jika kita bisa menambahkan kemampuan ini kemampuan untuk menilai kadar air tanah secara lebih komprehensif, menjadi lebih detail dalam kemampuan kita untuk mengenali masalah irigasi dan hama, dan mendapatkan pengertian umum tentang keadaan pertanian kita, setiap hari atau bahkan setiap jam? hal ini tentu membawa pengaruh sangat besar terhadap kehidupak manusia di masa depan dalam hal pengolahan dan penyediaan bahan pangan.

Drone kini bukan hanya sebagai alat mainan, namun bisa menjadi alat bantu pertanian.


Drone pertanian atau Pesawat UAV fixed wing untuk Agribisnis??

Gambar diatas merupakan contoh drone pertanian jenis sprayer  yang mempunyai spesifik purpose untuk melakukan spraying pestisida atau bisa juga untuk pemupukan secara langsung ke tanaman di jalurnya dapat terbang dengan cara automatic waypoint maupun dengan meggunakan radio controller lebih cocok jika digunakan untuk lahan pertanian yang tidak terlalu luas Berbeda dengan fixed-wing uav, Multicopter seperti DJI, atau multicopter buatan sendiri untuk agriculture terkadang mempunyai daya angkat yang kurang serta endurance lebih kecil, kecuali jika sudah dilakukan improvisasi terhadap drone pertanian ini sendiri meski demikian harga multicopter lebih murah ketimbang fixed wing untuk hal semacam itu kami juga menyediakan multicopter spesial purpose seperti heavylift maupun untuk survey agriculture

Sedangkan Fixed wing drone seperti RAPID AgEagle, PrecisionHawk Lancaster dan SenseFly eBee SQ sering disukai oleh petani karena mereka dapat menjangkau lebih banyak area dan menghabiskan lebih banyak  waktu di udara daripada platform multi-rotor seperti DJI Phantom namun sering kali di bandrol dengan harga yang lebih mahal daripada multicopter.


Sumber: Buaya-instrument.com

Memperkuat Penyuluhan, Mampu Kuatkan Petani

Memperkuat Penyuluhan, Mampu Kuatkan Petani
Penytuluh Pertaniann Bersama Petani akan sangat kuat

Prof (R) Dedi Nursyamsi memang baru dilantik Senin (29/7) sebagai Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Namun dirinya menaruh perhatian penting dalam penguatan penyuluhan di daerah dan keberlanjutannya di masa depan.

"Petani adalah eksekutor pembangunan pertanian. Dia berdiri paling depan, ibarat di peperangan. Karena itu dia (petani) harus tahan peluru, berlari cepat, menghindar cepat (luwes bergerak)," tutur Kepala BPPSDMP, Prof (R) Dedi Nursyamsi setelah Sertijab Eselon II Lingkup BPPSDMP, Selasa (30/7).

Karena itu, petani harus bisa mengungkit produktivitas, mengungkit produksi, termasuk pendapatannya. "Nah disinilah peran penyuluhan. Kita membuat bagaimana kapasitas petani itu meningkat, ilmunya meningkat, semangatnya meningkat, termasuk mendapatkan akses ilmu pengetahuan dan teknologi (informasi pasar, modal, dan distribusi). Penyuluhlah yang bisa seperti itu," bebernya.

Penguatan penyuluhan diakui Prof (R) Dedi bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain bisa melalui penyuluhan langsung, demplot, face to face dan demonstrasi lapang.

“Penyuluh itu sangat kreatif. Apalagi IT sekarang sudah meningkat. Saat ini sudah dibuat aplikasi-aplikasi untuk penyuluh dan penyuluhan. Itu artinya petani yang memiliki handphone (HP) android setiap saat petani bisa mengakses informasi-informasi penting dari Kementerian Pertanian. Sedangkan bagi petani yang belum memiliki handphone android, penyuluh bisa terjun langsung ke lapangan," tuturnya.

Penyuluh bersama Admin Posluhdes mampu menggunakan perangkat teknologi internet antaranya JARKOMLUHDES

Apalagi beragam aplikasi juga sudah dirilis oleh BPPSDMP untuk mempermudah penyuluh untuk mendapatkan akses ilmu seperti Cyber Extention, Apikluhtan dan lain sebagainya. "Karenanya, penyuluh harus berdaya, melek teknologi, sehingga mereka bisa menularkan ilmunya kepada petani," tuturnya

Posluhdes dan BPP

Sekretaris Badan PPSDMP yang sebelumnya menjabat Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Siti Munifah menambahkan untuk memperkuat penyuluhan di daerah diperlukan sinergi semua pihak, tak terkecuali penyuluh swadaya dan penyuluh swasta. “Mereka harus bersatu padu, jangan menjadi kompetitor satu dengan lainnya. Justru harus menjadi satu kekuatan di lapangan," katanya.

Untuk kongkrit kerjasamanya, Siti Munifah menuturkan bisa membuka diri dengan adanya Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan. “BPP bisa menjadi wadah mereka berdiskusi, membuat demplot, mengumpulkan poktan, dan menjadi wadah untuk belajar bersama,” tambahnya.

Penyuluh Pertanian dari UPTD wilayah binaan sedang berdialog dengan para petani

Siti Munifah mengungkapkan, BPP sebagai pusat data dan informasi pertanian di tingkat kecamatan dapat menjadi pusat pendidikan, pelatihan serta pusat pengembangan kemitraan.

Sedangkan di desa juga ada Pos Penyuluhan Perdesaan (Posluhdes) yang bisa diberdayakan dan diperankan penyuluh dan petani. “Posluhdes juga menjadi bentuk pelayanan peningkatan kemampuan masyarakat secara informal,” ujarnya.

Mengenai akses teknologi di BPP, Kementan sendiri akan mengalokasikan sekitar Rp 963 Milyar untuk Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPPSDMP) dalam bentuk DAK Fisik Penugasan guna rehabilitasi maupun pembangunan baru Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di daerah.

Akan ada 1200 BPP yang difasilitasi dengan anggaran DAK 2020. Dalam Simluhtan, tercatat ada 5600 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan kondisi yang berbeda-beda. "DAK Penugasan fisik ini hanya untuk pembangunan, rehabilitasi dan perlengkapan sarana prasarana. Sedangkan untuk kegiatan di BPP menggunakan Dana Dekon," tutup Munifah.


Sumber: Tabloidsinartani.com

Waspadai Saat Bertanam di Musim Hujan

Waspadai Saat Bertanam di Musim Hujan
Persiapan Tanaman Musim Hujan (

Setelah melalui musim kemarau yang panjang, kini petani di sentra produksi pangan akhirnya bisa melepas dahaga dengan datangnya musim hujan. Petani pun telah bersiap mengolah tanahnya untuk menanam tanaman yang cocok ditanam di musim hujan, padi misalnya.

Meskipun kebutuhan air telah tercukupi saat musim hujan, petani akan banyak menuai kendala dan tantangan. Petani patut mewaspadai hal-hal yang dapat menyebabkan gagal panen.

Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diwaspadai saat bertanam pada musim hujan.


Ledakan hama dan penyakit

Adanya fenomena kemarau basah dan musim hujan yang datang lebih awal, menjadikan kebanyakan dari petani akan mengubah pola penanaman menjadi padi-padi-padi. Pola penanaman yang seperti ini menjadikan siklus perkembangan hama penyakit tidak terhenti, sehingga dapat mendongkrak ledakan populasi hama penyakit.

Haman Tanaman

Potensi hama penyakit yang perlu diwaspadai pada tanaman padi diantaranya adalah hama penggerek batang padi, wereng coklat, tikus, kresek dan tungro. Sedangkan pada tanaman hortikultura meliputi serangan busuk daun, layu fusarium dan ralstonia, penyakit kresek, antraknosa, bercak daun alternaria dsb.

Tindakan monitoring dan pencegahan dini terhadap tanaman, khususnya terhadap keberadaan hama penyakit perlu dilakukan. Selain itu, pola tanam serentak dan pola tanam padi-padi-palawija dalam setahun dapat memutus siklus perkembangbiakan hama penyakit.


Intensitas sinar matahari

Tanaman untuk tumbuh normal membutuhkan sinar matahari yang cukup. Kondisi langit yang mendung menyebabkan sinar matahari yang mengenai tanaman tidak merata, sehingga menyebabkan proses fotosintesis terganggu.

Intensitas sinar matahari sangat berpengaruh pada tanaman

Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan pengaturan cara tanam menggunakan sistem single rows (satu baris) atau double rows (dua baris). Dengan sistem ini, diharapkan sinar matahari dapat mengenai semua tanaman dan juga dapat meminimalisir timbulnya iklim mikro yang dapat memacu perkembangan penyakit.


Pemilihan komoditas

Tanaman Kentang sangat baik buat tanaman untuk daerah curah hujan tinggi

Pemilihan komoditas penting untuk dilakukan. Pemilihan bisa dilakukan berdasarkan kondisi curah hujan pada wilayah tertentu. Jika berada di wilayah yang curah hujannya tinggi, maka sebaiknya dipilih tanaman yang toleran terhadap kelebihan air seperti tanaman kentang. Sebaliknya, jika berada di wilayah yang curah hujannya tidak terlalu tinggi, sebaiknya dipilih jenis tanaman sayuran seperti cabai, bawang merah atau jenis kubis dan sawi.


Pertumbuhan gulma

Gulma

Biasanya, biji gulma yang sudah kering akan bertebaran pada musim kemarau dan akan tumbuh subur pada musim hujan. Keberadaan gulma ini dapat menurunkan hasil panen karena pertumbuhan tanaman utama akan terhambat. Beberapa jenis gulma juga dapat mengeluarkan zat yang bersifat toksik yang dapat menekan pertumbuhan tanaman budi daya.


Potensi lahan kebanjiran

Intensitas hujan yang meningkat saat musim hujan menyebabkan kapasitas air lebih dari biasanya. Maka hal yang perlu diwaspadai adalah sistem pembuangan air yang ada di lahan.

Tahan Tanaman Kebanjiran

Jika saat ini, Anda masih berada dalam tahap persiapan lahan, maka sebaiknya bedengan dibuat agak tinggi kira-kira 40cm. Tujuannya adalah agar kelembaban tanah di sekitar perakaran dapat terkontrol dan tidak berlebihan.

Dengan demikian, meskipun terkadang musim hujan dianggap menyusahkan petani (karena banyak serangan hama dan penyakit), tetapi musim hujan adalah musim yang ditunggu oleh sebagian besar petani di seluruh dunia.



Referensi:
bbpadi.litbang.pertanian.go.id
belajartani.com
msn.com
pikiran-rakyat.com

Kamis, 22 Agustus 2019

Kedatangan Tamu Senior Penyuluhan untuk "peresmian" LABORATORIUM LAPANG JARKOMLUHDES

Kedatangan Tamu Senior Penyuluhan untuk "peresmian" LABORATORIUM LAPANG JARKOMLUHDES
Kunjungan PPL Senior antar Posluhdes dari berbagai Kabupaten di Jawa Barat

Hari ini (21 Agustus 2019 - red) Posluhdes Karangtawang kedatangan tamu yaitu Abah Haji Kosasih Odang (PPL Senior Bandung), Bapak Gunawan, Bapak Ardi serta para koordinator Admin Jarkomluhdes berprestasi yaitu Bapak Ayi Supriatna dari Kab. Bandung, Bapak Yosep Mulyana dari Kab. Garut dan Bapak Diman Mardian dari Kab. Ciamis.

Kunjungan para tetamu terhormat ini, kami (Posluhdes Karangtawang) sambut di lokasi Blok Sawah Kapatihan yang termasuk dalam area Dusun Jatinunggal.

Turun Hadir dari Dinas Pertanian Kabupaten Bapak Komar dan Bapak Hadi berserja jajaranya ikut memberikan aspirasi dan dukungan.

Dalam rangka kedatangan ini Posluhdes Karangtawang mendapat kesempatan secara perdana, untuk pertama kalinya Posluhdes Desa Karangtawang menjadi LABORATORIUM LAPANG JARKOMLUHDES yang "diresmikan" oleh Bapak Gunawan sendiri bersama rombongan.

Para Tetamu dan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan fokus mendengar penjelasan dari Abah Odang kepada Poktan.

Menurut Bapak Gunawan sebagai penyedia layanan JARKOMLUHDES, Karangtawang terpilih karena kemampuan sumberdaya, lokasi dan kamampuan tim Posluhdes Karangtawang yang mandiri dari segi Teknologi Informasi dalam penyelenggaraan jika nanti pertanian berbasis teknologi di adobsi oleh petani di sekitarnya.

Pembukaan dan taklimat singkat dari H. Kosasih Odang atau Abah Odang (PPL Senior Bandung)

Dalam Rangka pemerintah sedang berinovasi dalam mengembangan program "PETANI MILENIAL" tentu teknologi tidak jauh dari kalangan Milenial ini tanpa harus mengucilkan "Petani Jaman Kolonial".

Istilah "Petani Jaman Kolonial" penulis pinjam dari ucapan Bapak Haji Kosasih Odang (Abah Odang) dimana meski Petani Milenial mempunyai kemampuan menguasai teknbologi, tentu petani warga emas seperti Abah Odang dan yang lainya juga mampu berkolaborasi bersama.

Trial Demo Drone oleh Tim Penyedia Layanan Jarkomluhdes

Banyak hal yang di sampaikan oleh Moderator Acara hari ini yang di pandu oleh Abah Odang dengan penjelasan yang santai dan di sulami canda dan tawa namun menggelitik dan penuh edukasi. Penulis melihat, pendekatan Abah Odang dalam menjelaskan segala macam permasalahan pertanian sangat mudah di adopsi oleh kalangan manapun.

Turun hadir salah satu poktan Bapak Edi dan anggota yang rata berusia kalangan muda. Masing-masing dari mereka menggarap aneka jenis tanaman termasuk strawbery, pepaya, vanila, tomat cabe dan lainya.

Dalam rangka acara ramah tamah  dan bersantai tersebut di ada Quiz sebuah pertanyaan dari Abah Odang, dimana yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dan lengkap akan di berikan Hadiah FlashDisk OTG dengan kapasitas 32GB. Dan ternyata berhasil di jawab oleh Ibu Ninin Setianingsih PPL Wilayah Binaan IV dari UPTD Kuningan yaitu PPL untuk desa Karangtawang.

Hadiah Quiz dimenangi oleh Ibu Ninin Setianingsih PPL Wilayah Binaan IV

Sungguh banyak kesempatan yang didapat dan direncanakan buat Posluhdes Kaarangtawang dan semoga Posluhdes Karangtawang mampu membawa membantu menyuluh pertanian kepada petani dan masyarakat keseluruhanya.

Bapak Ardy dari Tim Penyedia Layanan Jarkomluhdes dengan Peralatan Drone yang di jadikan alat Demonstrasi

Di kesempatan itu juga Bapak Gunawan bersama Tim beliau ikut mendemontrasikan penggunakan Drone yang mampu membuat liputan tanaman pertanian dan perkebunan untuk dilakukan analisis.

Bahkan menurut beliau (Bapak Gunawan - red), selain drone yang berfungsi melakukan analisis ini, mereka juga mempunyai tim khusus yang melayani Drone dengan kemampuan menyiram petisida dan pupuk dalam skala besar. Tentu hal ini cukup bermanfaat, murah dan mampu mengurangi biaya pekerjaan pertanian dan efesiensi waktu yang cukup baik.

Sedang fokus menyimak proses Demo dan Trial Drone bagi pengawasan pertanian dan pertkebunan.

Semoga kedepanmya Posluhdes Karangtawang mampu memberikan yang terbaik dan menerima yang baik juga dari petani, kepada petani dan untuk petani. Tentu Posluhdes Karangtawang tidak mampu melakukannya sendiri tanpa dukungan dari pemerintah Desa, Elemen Masyarakat dan khususnya Petani itu sendiri.

Berikut dibawah ini kami bagikan photo-photo kegiatan ;- (kredit photo oleh Ibu Ninin Setianingsih)


Salam Petani!

Warga Desa Karangtawang mandiri dengan memanfaatkan lahan sempit

Warga Desa Karangtawang mandiri dengan memanfaatkan lahan sempit
Lahan Sempit yang bermanfaat oleh Abi Diding, warga Dusun Babakan, Desa Karangtawang.

Tadinya hanya melakukanya sebatas mengisi waktu luang di rumah. Akhirnya menjadi "hobi" yang menguntungkan sekaligus meringankan biaya keluarga.

Begitulah manfaat yang dapat kami tangkap dari hasil pekerjaan Bapak Diding Sukardi atau lebih senang di panggil "Abi Diding" Warga Dusun Babakan, Desa Karangtawang..

Awalnya penulis hanya melirik-lirik sekitar rumah tetangga dari mertua di Dusun Babakan, apa yang bisa di manfaatkan bagi tanaman di lahan mereka. Ternyata hanya beberapa meter dari rumah mertua penulis melihat berjejer polybag dengan tanaman cabe.

Melihat hal itu penulis menghampiri Abi Diding dan bertanya apa yang sedang dilakukanya. Ternyata setelah lebih dekat ke perkarangan tempat tinggalnya, penulis mendapati banyak tanaman lainya seperti Tomat, Sawi, Brokoli, Bawang Daun dan Kemangi juga ada di sekitar rumah beliau.

Ternyata Abi Diding seorang yang cukup rajin berusaha membudidayakan tanaman agar bisa di tanam di perkarangan tempat tinggalnya yang sederhana dan sedikit sempit.

Karena banyaknya jenis tanaman yang dia tanam, maka penulis meminta ijin kepada beliau untuk menfhoto sekitarnya.

Di lahan terbatas masih bisa makan sayur tanpa harus membeli dan bisa di panen sesuai kebutuhan setiap hari.

"Lumayanlah buat kebutuhan dapur jika ada di pot atau polybag, jadi ga harus beli ke warung lagi... Bahkan kadang tetangga suka minta dan kalau jumlahnya banyak tetangga ngasi seadanya... Yah itung-itung sedekah atau minimal kalau di kasi duit bisa buat jajan anak sekolah...". Tutur Abi Diding kepada penulis ketika ditanya apa motivasinya memanfaatkan lahan sempit ini.

Menurut Abi Diding, rumah yang ditempatinya ini bukanlah rumah atau lahan miliknya. Abi Diding beserta istri nak anak juga gontrak disini secara kekeluargaan kepada pemiliknya.

Kebetulan dalam lahan itu mempunyai dua buah rumah yang secara tidak lansung terpisah beberapa meter. Yang satu di kontrak oleh Ibu Bidan (Bidan Nirmala), dan rumah yang satunya di kontrak oleh beliau.

Penampakan dari luar pagar tempat tinggal Abi Diding

Namun masih dalam lahan dan pagar yang sama. Tentu dengan banyaknya tanaman meliputi lahan  tersebut terasa asri dan sejuk mata memandangnya dan tentu saja sangat cocok berdekatan dengan Praktek Bidan dimana pasien yang menunggu giliran juga akan terasa asri karena di penuhi dengan kehijauan tanam-tanaman.

Dari infomasi yang penulis terima, Abi Diding ini tidak atau belum tergabung dalam kelompok tani manapun di Desa Karangtawang. Mungkin karena informasi yang belum dia dapatkan sepenuhnya, atau memang karena tadinya dia bukanlah petani tapi hanya beraktivitas berawal dari hobi agar bisa meringankan kebutuhan keluarga.

Menurut Penulis, Abi Diding salah satu individu yang memenuhi syarat sebagai "petani mandiri" dan berhasil memanfaatkan lahan meski bukan lahan miliknya. Dengan kemampuan dan modal seadanya, polybag dan pupuk harus di racik sendiri bahkan obat tanaman harus di beli pakai dana sendiri. Ini yang dimaksud oleh penulis benar-benar mandiri!?
Abi Diding di samping lahan tempat tinggalnya. terlihat sudah tersedia polybag yang masih kosong.

Antara pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang seperti kotoran kambing dan kotoran ayam dan beberapa bahan kimia petisida yang bahan lainya dengan takaran setiap satu gelas obat di campur per 25 liter air. Dan itu dilakukan satu minggu sekali untuk mengawal hama tanaman agar tidak merusak apa yang telah di usahakanya.

Penulis berharap akan semakin banyak warga yang mencontoh "hobi" Abi Diding ini. Jika dulu banyak warga hanya menghabiskan anggaran rumah tangga hanya untuk mempercantik halaman dengan tanaman hias, saat ini atas kesadaran bersama terutama dari segi ekonomi, beralihnya hobi masyarakat dari tanaman hias kepada tanaman pangan adalah suatu migrasi cara berfikir masyarakat yang sudah melihat bahwa "hobi juga bisa di jadikan penghasilan", kenapa tidak?

Kamis, 15 Agustus 2019

Cepat Kaya dengan Bisnis Bibit Tanaman. Permintaan Tinggi dan Laku Keras

Cepat Kaya dengan Bisnis Bibit Tanaman. Permintaan Tinggi dan Laku Keras
Bibit Tanaman 
Tak banyak yang tahu bisnis aneka bibit tanaman buah dan sayur-mayur sangat menjanjikan. Bibit tanaman yang berusia paling muda tiga minggu itu ternyata banyak diminati masyarakat, terutama petani, baik yang berskala besar maupun yang sekadar hobi untuk ditanam di pekarangan/halaman rumah.

Mereka membeli bibit tanaman di tempat yang menyediakan aneka bibit unggul atau pilihan yang berusia minimal tiga minggu.

Pemilik Central Argo Tani Suparman SP, misalnya, setiap hari bibit tanaman yang terjual antara 30-50 kotak, yang masing-masing kotak berisi 400 pohon bibit tanaman. Itu berarti, setiap hari bibit tanaman yang laku terjual antara 12.000 hingga 20.000 pohon.

"Banyak yang membeli terutama petani di sekitar sini maupun dari wilayah Gunungkidul dan Bantul. Setiap hari terjual antara 30 sampai 50 kotak, masing-masing kotak berisi 400 pohon," kata Suparman ketika ditemui harianbernas.com di tempat penjualan bibit di Jalan Tajem Pertigaan Babadan, Desa Wedomartani, Kec Ngemplak, Sabtu (4/6) pagi.

Menurut Suparman, harga setiap bibit tanaman tergantung jenis tanaman. Untuk cabai rawit dijual dengan harga 150/pohon dengan usia 3 minggu, terong Rp 110/pohon, tomat Rp 150/biji, pepaya Thailand Rp 1.500/pohon, pepaya California Rp 2.500/pohon. Selain bibit tanaman tersebut, Suparman juga menjual bibit tanaman jahe, sawi, bayem, kubis dan sebagainya.

Bibit Tanaman
Bila rata-rata terjual 20.000 bibit tanaman setiap hari dengan harga rata-rata Rp 100/pohon maka Suparman berhasil meraup hasil kotor Rp 2 juta per hari atau Rp 60 juta per bulan. Itu baru bibit tanaman. Padahal Suparman juga menjual aneka pupuk dan obat tanaman di kios yang berada bersebelahan dengan tempat jualan bibit tanaman.

Rosid, karyawan Central Agro Tani 2 yang ditemui Harian Bernas mengaku, setiap hari pasti ada yang datang membeli bibit tanaman tersebut. Mereka berasal dari Kab. Gunungkidul, Kab. Bantul, Kab. Kulonprogo maupun dari Kab Sleman. Bibit tanaman tersebut disemai di Secang, Magelang, lalu dibawa ke Sleman untuk dipasarkan. Selain di Babadan, Suparman juga memasarkan aneka bibit tamanan tersebut di Jalan Palagan Km 4 Perempatan Balong, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman.

Suparman mengaku saat ini banyak petani yang menggeluti usaha bibit tanaman. Hal ini terjadi karena peluang bisnis tanaman sangat menjanjikan seiring dengan makin banyak orang yang melirik bidang pertanian sebagai lahan bisnis.

Salah seorang pembeli bibit tanaman di Central Agro Tani 2 milik Suparman, Sugeng Winoto yang ditemui Harian Bernas saat membeli tambahan 100 pohon bibit tanaman cabai rawit mengaku, ia lebih memilih membeli bibit tanaman yang sudah jadi ketimbang menanam benih sendiri.

Selama ini, ia memanfaatkan lahan seluas 750 meter persegi di Dusun Karanganyar, Desa Wedomartani, Kec Ngemplak, untuk ditanami aneka tanaman secara bergantian.

"Saat ini lahan saya tanami tanaman lombok karena harga lombok sedang tinggi. Usia tanaman lombok hingga panen hanya 3 bulan sehingga hasilnya cepat didapat," kata Sugeng Winoto yang sudah 15 tahun menjadi petani itu.

Dikatakan, dari lahan seluas 750 meter persegi itu ia bisa mendapakan hasil panen lomboh antara 4 sampai 5 kuintal. Sugeng mengaku menanaman tanaman secara bergantian untuk menghindari kejenuhan dan mecegah hama yang menyerang tanaman. Meski harga lombok saat ini naik-turun atau tidak stabul, Sugeng mengaku tetap menanam lombok karena selalu dibutuhkan masyarakat. "Meski harganya murah saya tetap mendapat untung meskipun untungnya kecil," kata Sugeng sambil memilih bibit tanaman cabai yang sehat dan segar.


Sumber: HarianBernas.com

Sistem Tanam Padi Ratun dan Salibu

Sistem Tanam Padi Ratun dan Salibu
Budidaya Padi Salibun dan Ratun hanya memerlukan sekali tanam, tiga kali masa panen

Di Indonesia budi daya padi dengan cara memangkas batang setelah panen banyak dilakukan untuk padi lokal yang berumur panjang. Setelah panen, tanaman utama akan dibiarkan tumbuh hingga musim tanam tahun berikutnya.

Di beberapa daerah di Indonesia, sistem budi daya tersebut disebut dengan nama Ratun atau Salibu, namun ada yang menyebutkan juga bahwa kedua jenis tersebut merupakan teknik yang berbeda.


Padi salibu berbeda dengan padi ratun.

Ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang, tunas akan muncul pada buku paling atas, suplai hara tetap dari batang lama. Dalam periode tersebut petani bisa memanen dalam waktu sekitar setengah dari periode tanaman utama, dengan produksi berkisar antara 40-60% dari panen tanaman utamanya.

Sistem Ratun - Tunas muncul dari batang padi yang sudah di pangkas sebelumnya

Salibu
(sekali tanam, panen berkali-kali) merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas baru akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplai hara tidak lagi tergantung pada batang lama, tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, ini lah yang membuat pertumbuhan dan produktivitasnya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama.

Sistem Salibu - Tunas baru muncul dari buku di dalam tanah

Beberapa verietas padi yang mampu berproduksi baik untuk ditanam dengan sistem salibu seperti varietas Batang Piaman, Cisokan, Inpari 19, Inpari 21, Logawa, dan lain-lain.

Sedangkan untuk varietas padi sistem ratun yang cocok adalah Inbrida padi sawah irigasi (Inpari) 1-30 (Ciherang Sub-1), Ciherang, Mikongga, dan lain-lain.

Kedua sistem budi daya ini mempunyai keuntungan yang sama, di antaranya adalah:
  • Tanpa pengolahan tanah, penyemaian dan penanaman.
  • Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.
  • Biaya pupuk lebih sedikit.
  • Waktu panen lebih singkat.
  • Kebutuhan air irigasi lebih sedikit.
  • Biaya produksi menjadi lebih hemat.

Padi salibu menghasilkan anakan lebih banyak dibanding padi ratun konvensional, ini disebabkan karena pengaruh sifat genetik dan lingkungan, seperti ketersediaan air, tingkat kesuburan tanah, sinar matahari, suhu, serta keadaan hama dan penyakit tanaman.

Dari aspek fisiologi dan karakter morfologi menunjukan perakaran padi salibu lebih kuat dan luas sehingga proses penyerapan unsur hara lebih baik dibandingkan padi ratun.

Hal ini sangat berpengaruh pada jumlah anakan padi dan jumlah gabah per malai. Budidaya padi salibu dapat meningkatkan produktivitas padi per unit area dan per unit waktu, dan meningkatkan indeks panen dari sekali menjadi dua sampai tiga kali panen dalam setahun dengan hanya menanam satu kali.

Jika dibandingkan dengan teknologi ratun konvensional, salibu mampu menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak dan seragam, dan produktivitas bisa sama bahkan lebih tinggi dari tanaman utamanya.


Pemangkasan pada sistem salibu

Pertumbuhan tunas-tunas terjadi salah satunya karena adanya perlakuan pemangkasan. Tinggi pemangkasan batang menentukan jumlah mata tunas yang ada untuk pertumbuhan ulang. Oleh sebab itu tinggi pangkasan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas salibu.

Teknik Panen Padi Sistem Salibu

Pemangkasan batang padi harus dekat dengan tanah, agar waktu tumbuh akar ke tanah dapat langsung masuk ke tanah, pemotongan batang 3-5 cm dari permukaan tanah.

Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah. Pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Untuk mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi.

Salibu perlu pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen. Untuk menjaga pertumbuhan dan ketersediaan air, maka pertahankan kondisi air di permukaan lahan dalam keadaan macak-macak, di mana saluran pemasukan dan pengeluaran air dalam keadaan tertutup.


Pemangkasan pada sistem Ratun

Saat terbaik untuk panen tanaman padi yang dipersiapkan untuk padi ratun adalah pada saat tangkai atau batang jerami masih hijau, bulir padi belum matang penuh dan kering.

Sebaiknya pemanenan dilakukan 5 hari sebelum umur panen seperti tertera pada diskripsi varietas, karena pada kondisi seperti itu, batang padi secara fisiologis masih aktif untuk pertumbuhan anakan ratun.

Jika panen terlambat dapat menyebabkan daya tumbuh tunas berkurang, dan banyak gabah yang rontok dan pada saat tumbuh nanti akan menjadi gulma.

Sekitar dua minggu sebelum panen biasanya sawah dikeringkan untuk menyeragamkan kematangan malai.

Untuk keperluan padi ratun, pengeringan dimaksudkan untuk memperbaiki aerasi tanah dan menekan perkembangan hama dan penyakit dalam tanah. Setelah padi dipanen, sawah segera digenangi, setinggi kurang lebih 5 cm selama 2-3 hari. Kemudian air dikeluarkan lagi.

Penggenangan bertujuan untuk menjaga agar tanah tetap lembab sehingga batang padi yang masih berdiri tidak kering. Jika pada saat panen air tanah masih dalam kapasitas lapang, maka tidak perlu lagi digenangi.

Kelemahan dari kedua sistem ini adalah, karena tidak ada masa berat antara satu daur hidup tanaman dengan daur hidup berikutnya maka penerapan sistem budi daya padi salibu dan ratun akan lebih rentan terhadap berbagai kemungkinan serangan hama dan penyakit.


Referensi:
tabloidsahabatpetani.com
lampung.litbang.pertanian.go.id
indonesiabertanam.com

Rabu, 07 Agustus 2019

Desa Karangtawang Kikis Kemiskinan dengan Inovasi

Desa Karangtawang Kikis Kemiskinan dengan Inovasi
Kantor Kepala Desa Karangtawang - Kabupaten Kuningan

Warga Desa Karangtawang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mungkin tak pernah mengira bahwa desanya akan berubah signifikan.

Jalanan desa yang dulu becek dan berlumpur sekarang sudah jadi mulus dan bersih. Desa berudara sejuk ini semakin berbenah diri semenjak dana desa dicairkan untuk pembangunan desanya itu.

Permasalahan di Desa Karangtawang pada umumnya sama dengan desa lain yaitu masalah ekonomi. Mengatasi persoalan itu tentu membutuhkan beragam terobosan, agar bisa hidup sejahtera, dan berkecukupan yang menjadi impian semua orang.

Desa yang mempunyai penduduk sebanyak 4.365 jiwa dari 1.137 KK yang terbagi di tiga dusun itu perlu perbaikan ekonomi dan kesejahteraan hidup. Dengan landasan itu, pemerintah desa terus melakukan inovasi di berbagai bidang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Dana desa dari pemerintah pusat digunakan dalam usaha mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, melalui berbagai program yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di wilayahnya.

Sebelum ada dana desa, pemerintah desa hanya bisa mendapatkan anggaran dari hibah provinsi dan itu pun tidak seberapa, tentu untuk pembangunan fisik desa juga sangat kekurangan.

“Sebelum ada dana desa, kami (Pemerintah Desa) hanya mengandalkan dana dari provinsi dan tentu sangat sedikit,” kata Sekretaris Desa Karangtawang, Oleh Solehudin, beberapa waktu lalu.


Pembangunan infrastruktur

Dari dana desa pertama yang diperoleh, Pemerintah Desa Karangtawang langsung melakukan pembangunan infrastruktur desa, terutama jalan pedesaan yang dahulu hanya jalan setapak yang kalau hujan itu berlumpur dan jika musim kemarau berdebu, kini sudah ditata dengan jalan cor.

Desa Karangtawang kini tidak lagi memiliki jalan yang rusak, karena dari akses utama desa sampai jalan setapak sudah diperbaiki berkat dana desa.

“Lihat saja sekarang jalan tidak ada yang tanah, semua sudah kami beton, ini upaya untuk mempermudah akses masyarakat,” kata Oleh sambil menunjukkan jalan setapak yang sudah mulus.

Dana desa itu juga dipakai untuk menyulap kantor desa, yang dahulu hanya satu lantai dan sudah banyak yang rusak kini diubah menjadi dua lantai. Tidak hanya itu, kantor juga dibangun sebagai gedung serbaguna.

“Kami juga membuat gedung serbaguna, kadang digunakan untuk olahraga, tidak jarang juga dijadikan tempat resepsi pernikahan warga sekitar,” ujarnya.


Kikis Kemiskinan, Tingkatkan kesejahteraan

Oleh mengatakan dahulu penduduk miskin yang berada di Desa Karangtawang jumlahnya mencapai seribuan, namun kini penduduk miskin yang tercatat hanya ada 200-an orang saja, tentu ini merupakan kerja keras dari masyarakatnya sendiri dan juga peran pemerintah.

Gotong-royong menjadi salah satu kegiatan warga Desa Karangtawang

Inovasi terus dilakukan oleh pemerintah desanya untuk menjadikan warganya semakin mandiri secara ekonomi. Salah satunya adalah dengan membuat kios di jalan utama penghubung antar desa, di mana kios-kios itu disewakan kepada warga desa untuk dijadikan tempat usaha.

Saat ini kios yang dibangun menggunakan dana desa tersebut sudah bisa menggerakkan perekonomian warga sekitar dan nantinya akan terus dikembangkan, agar benar-benar bisa membantu meningkatkan kesejahteraan.

“Kami membangun delapan kios, yang dananya bersumber dari dana desa. Selain bisa memberikan peluang usaha kepada warga, juga bisa menjadi pemasukan kas desa untuk uang sewanya,” ujar Oleh.

Ke depan, kata Oleh, Pemerintah Desa Karangtawang akan berupaya membangun lebih banyak kios yang bisa disewakan kepada warga, dan bahkan berencana membangun pasar desa dalam rangka meningkatkan ekonomi warga. (Ant)


Sumber: Jurnal Jabar

Tips

[Tips][recentbylabel2]

Produksi

[Produksi][recentbylabel2]
Notifikasi :
Selamat Datang di situs web Posluhdes Karangtawang.
Semoga bermanfaat untuk semua pengunjung!
OK